Posts

Showing posts from May, 2019

Asal Mula Nama Daerah Tambak Bayan Ponorogo

Image
Pada jaman Ponorogo dipimpin Adipati Suradiningrat, ada seorang patih bernama Tambak Boyo yang berjuluk Margo Ewuh. Digelari demikian karena selalu membuat ewuh (susah), masalah serta kekacauan. Konon Patih Margo Ewuh dendam pada Adipati Suradiningrat karena keinginannya melamar putri Adipati ditolak,sehingga mencari cara untuk membalas dendam. Dendam Patih Tambak Boyo mendapat jalan ketika Pangeran Haryo Mangkunegoro dari Surakarta datang ke Ponorogo untuk meninjau keadaan bersama pasukannya. Surat pemberitahuan kedatangan Pangeran Haryo Mangkunegoro ke Ponorogo sebenarnya dijawab dengan baik oleh Adipati Suradiningrat dengan jawaban SAMPUN SUMEKTO SEDOYO (sudah bersiap menyambut). Namun sayang surat tersebut oleh Patih Margo Ewuh dirubah menjadi SAMPUN SAMEKTO NGAYUDHO (sudah siap menyambut untuk perang). Mendapat jawaban demikian, Pangeran Haryo Mangkunegoro murka dan memberi komando menyerbu. Kuda Adipati Suradiningrat yang mendengar suara serbuan secara naluriah langsung maju

Tradisi Unik Idul Fitri Di Ponorogo

Image
Ponorogo menyimpan banyak tradisi dan budaya. Selain Reog yang begitu terkenal hingga mancanegara, ternyata Idul Fitri kota Ponorogo mempunyai tradisi unik. 1. Pasar Rakyat Di Alun-Alun Ali salah satu warga Ponorogo menuturkan kalau pasar rakyat yang digelar setiap lebaran dimulai sejak tanggal 20 Ramadhan hingga 15 Syawal dan akan mengalami puncak keramaian pada lebaran hari pertama hingga ketujuh. Pasar rakyat yang berada di alun-alun Ponorogo ini mencapai puncaknya pada hari pertama Idul Fitri. Tradisi ini tentu tidak ditemui di daerah laen yang pada umumnya masyarakat lebih memilih silaturahmi ke sanak family, dari yang terdekat hingga yang terjauh selagi masih terjangkau. Di Ponorogo rasanya tidak afdol kalau pada hari lebaran tidak turut meramaikan puncak pasar rakyat ini. Pedagang yang menjajakan aneka macam hiburan, makanan, souvenir, dan cindera mata khas Ponorogo seperti kaos, miniatur Reog, penthulan, barongan dan lainnya ini tidak hanya datang daeri Kabupaten Ponoro

Masjid Tegalsari Ponorogo

Image
Ponorogo yang terkenal dengan kesenian Reog dan sejarahnya yang sangat menarik membuat kota ini terkenal hingga ke berbagai negara lainnya, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Selain keseniannya yang populer, Ponorogo juga di kenal dengan kota santri karena di kota tersebut banyak sekali pondok pesantren. Tak hanya berasal dari Ponorogo, mereka yang tinggal di pondok pesantren berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Disamping adanya pondok pesantren, Ponorogo juga memiliki Masjid Tegalsari. Masjid tersebut sangat terkenal hingga tersebar ke pulau Jawa. Masjid ini juga termasuk masjid tua di Indonesia karena di bangun pada sekitar abad 18. Masjid Tegalsari di bangun oleh Kyai Ageng Kasan Besari. Pada awalnya mesjid ini ukurannya relatif kecil. Bangunan masjid diperluas oleh cucu Kyai Ageng Kasan Besari agar menampung jumlah jamaah yang lebih banyak. Kyai inilah yang berhasil mengislamkan Ponorogo sampai lereng Gunung Lawu. Menurut cerita dari masyarakat setempat, pembangunan m

Masjid Tertua Di Ponorogo

Image
Di bagian tenggara kota Ponorogo, tepatnya di Dukuh Setono, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis berdiri sebuah masjid yang di beri nama Masjid Baiturrahman. Mesjid tua yang jauh dari kebisingan dan pemukiman penduduk ini memiliki suasana religius yang sangat kental. Tempatnya teduh, membuat siapa saja yang singgah akan merasakan kedamaian. Tak sedikit para jamaah yang kerasan untuk berlama-lama berada di Masjid Baiturrahman usai mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Baik itu duduk dan berdoa. Atau sekedar menikmati nyamannya suasana yang ada. Konon katanya, masjid yang lokasinya juga berdekatan dengan Kali Keang ini didirikan jauh sebelum Masjid Tegalsari yang sekarang lebih tersohor hingga di luar Ponorogo itu di bangun. Sebagai mana yang tertera pada tembok depan Masjid, tertulis bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1600 Masehi. Imam Sudrajat, sesepuh Desa Setono yang juga takmir masjid menceritakan, bahwasanya masjid ini didirikan oleh tiga orang ulama pengikut dari Pangeran Sumen

Cerita Dewi Songgolangit Ponorogo

Image
Dewi Songgolangit merupakan puteri salah satu raja yang terkenal di Kediri. Karena wajahnya yang cantik jelita dan sikapnya yang lembut, banyak pangeran dan raja yang ingin meminangnya untuk dijadikan istri. Namun sayangnya Dewi Songgolangit belum memiliki keinginan untuk berumah tangga. Padahal kedua orang tuanya sudah mendambakan seorang cucu di tengah-tengah keluarga mereka. "Anakku, sampai kapan kau menolak setiap pangeran yang datang melamarmu?" tanya raja pada suatu hari. "Ayahanda, sebenarnya hamba belum berhasrat untuk bersuami. Namun jika ayahanda sangat mengharapkan hamba untuk menikah, baiklah. Tapi hamba meminta syarat, suami hamba harus memenuhi keinginan hamba". "Lalu apa keinginanmu?" "Hamba belum tahu.." "Lho kok aneh?" sahut baginda raja. "Hamba akan bersemedi terlebih dahulu untuk meminta petunjuk Dewa. Setelah itu hamba akan menghadap ayahanda untuk menyampaikan keinginan hamba. Lalu Dewi Songgolang

Legenda Suminten Edan

Image
Legenda Suminten Edan, selain legenda warok  Suromenggolo legenda laen yang sangat terkenal di Ponorogo adalah Legenda Suminten Edan. Saking terkenalnya legenda ini pernah diangkat ke layar lebar di tahun 80 an. Bagaimana legenda Suminten Edan, beginilah kisahnya. Dahulu di kabupaten Trenggalek terjadi banyak kesuruhan karena gangguan begal yang di pimpin Surogentho, anak tokoh brandal Surobangsat dari gunung Pegat. Bupati Trenggalek lalu mengutus putranya Raden Mas Subroto untuk memulihkan keamanan, namun ternyata gagal karena kalah dari Surogentho. Bupati lalu mdngadakan sayembara, siapa yang bisa memulihkan suasana keamanan akan di beri bebono (hadiah besar). Warok Gunoseco dari Siman Ponorogo yang terkenal sakti lalu mengikuti sayembara. Dengan kemampuanya Surogentho dikalahkan dan dinasehati agar jangan mengganggu rakyat. Karena memandang ayah Surogentho dulu pernah satu perguruan dengan Warok Gunoseco maka Surogentho di ampuni. Dasar mempunyai sifat buruk, saat pulang Suro

Asal Usul Bujang Ganong

Image
Bujang Ganong (ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang energik dalam seni Reog Ponorogo. Sosok yang kocak sekaligus mempunyai keahlian lebih dalam seni bela diri. Sehingga dalam setiap pertunjukan Reog Ponorogo, penampilannya selalu ditunggu-tunggu oleh penonton khususnya di kalangan anak-anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti. Dari salah satu versi cerita, Bujang Ganong adalah adik seperguruan dari Kelono Sewandono yang kemudian mereka berdua bertemu kembali dan bersatu, mendirikan kerajaan Bantarangin. Kelono Sewandono sebagai Raja dan Bujang Ganong sebagai Patihnya. Dalam dramaturgi seni pertunjukan Reog, Bujang Ganong lah yang dipercaya sebagai utusan dan duta Prabu Kelono Sewandono untuk melamar Dewi Songgolangit ke Kediri. Secara fisik Bujang Ganong di gambarkan bertubuh kecil, pendek dan berwajah buruk, berhidung besar, mata besar bulat melotot, bergigi tongos dan berambut gimb

Tempat Wisata Terfavorit Di Ponorogo

Image
Ponorogo terkenal sebagai kota Reog, karena di kota inilah kesenian Reog dilahirkan. Kesenian tradisional Reog sudah mendunia  dan menjadi ikon Kota Ponorogo. Bahkan, karena Reog Ponorogo itu, banyak wisatawan dari mancanegara yang rela datang ke Kota Ponorogo hanya untuk menyaksikan pertunjukan tersebut. Selain di kenal dengan kota Reog, Ponorogo memiliki panorama alam yang terbentang indah yang memanjakan para traveler berkunjung ke Ponorogo. Untuk mempermudah traveler untuk mencari obyek wisata Ponorogo saya akan mengulas beberapa tempat wisata di Ponorogo yang saya rekomendasikan. 1. Bukit Teletubies Ponorogo Bukit Teletubies merupakan salah satu obyek wisata alam yang berupa gunung dan memiliki pesona alam yang masih jarang dijamah banyak orang sehingga tergolong masih sangat alami. Bukit ini disebut-sebut sebagai bukit Teletubiesnya Ponorogo karena memiliki panorama yang mirip dengan obyek yang ada diserial karakter teletubies. Alamat: Desa Pandak, Kecamata Balong, Kabu

Cerita Prabu Klono Sewandono

Image
Kota Ponorogo memang kaya budaya, kaya sejarah. Dari mulai sejarah Reog, sejarah pemberontakan Ki Ageng Kutu, sejarah pertikaian antara Ki Ageng Honggolono dan Ki Ageng Mirah, dan masih banyak yang lain yang pastinya akan tetap dibahas di kemudian hari. Menengok sekilah tentang kota Ponorogo, tidak lengkap rasanya bila tidak mengetahui siapakah sang penguasa bumi yang di klaim sebagai pusatnya dan asalnya kesenian Reog Ponorogo diciptakan, yaa dialah Raja Klono Sewandono. Prabu Klono Sewandono adalah seorang Raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan "Kyai Pecut Samandiman", kemanapun pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja digambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa. Dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian yang indah hasil dari daya ciptaannya untuk menuruti permi

Pilkades Serentak Di Ponorogo

Image
Sebanyak 198 desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, akan menyelenggarakan pemilihan kepala desa serentak yang akan dilaksanakan hari ini. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Ponorogo, Suprianto, mengatakan jumlah desa yang akan memilih kepala desa baru pada tahun ini sebanyak 198 desa. Desa yang melaksanakan pilkades ini tersebar di seluruh Kecamatan di Ponorogo. Suprianto mengatakan pendaftaran calon kepala desa (cakades) sudah dibuka sejak 20 Maret 2019 lalu. Suprianto mengatakan jika dalam penetapan cakades hanya ada satu calon dari salah satu desa. Semoga pilkades di Ponorogo hari ini bisa berjalan aman, tertib, lancar dan tanpa ada gesekan dari para pendukung calonnya. 

Cerita Asal Mula Telogo Ngebel

Image
Pada zaman dahulu kala di puncak gunung Wilis di wilayah Jawa Timur sebelah barat, tinggallah seorang pendeta. Pendeta itu bernama Begawan Wida. Begawan Wida mempunyai anak seorang putri yang sangat cantik parasnya. Putri tersebut mempunyai perilaku yang kurang baik. Karena itu mendapat kutukan dari Tuhan Yang Maha Kuasa melahirkan seorang putra yang berwujud seekor ular. Sang putri merasa sangat malu memiliki anak seekor ular. Karena menanggung malu itu kemudian ia sakit-sakitan dan meninggal dunia. Setelah kejadian tersebut, tak lama pula Begawan Wida menyusul meninggal dunia. Bekas tempat tinggal Begawan Wida sekarang disebut desa Ganda Wida. Si ular, cucu Begawan Wida, yang ditinggal mati oleh orang tuanya itu menjadi bingung sebab ia tidak mengerti siapa orang tuanya. Dalam kebingungan itu kemudian ia bertekad untuk pergi bertapa bertahun-tahun lamanya. Di sebelah barat desa Ganga Wida hiduplah seorang kaya raya, Kari Kelinting namanya. Karena kekayaannya, ia amat sombong. Pada

Penyebar Islam Pertama Di Ponorogo

Image
BATORO KATONG, pembawa Islam pertama dan legendaris di Ponorogo. Raden Katong, yang kemudian lazim di sebut Batoro Katong, bagi masyarakat Ponorogo mungkin bukan sekedar figur sejarah semata. Hal ini terutama terjadi di kalangan santri yang meyakini bahwa Batoro Katong lah penguasa pertama Ponorogo, sekaligus pelopor penyebaran Agama Islam di Ponorogo. Batoro Katong, memiliki nama asli Lembu Kanigoro, tidak laen adalah putera Prabu Brawijaya V dari selir yakni Putri Campa yang beragama Islam. Mulai redupnya kekuasaan Majapahit, saat kakak tertuanya, Lembu Kenongo yang berganti nama sebagai Raden Fatah, mendirikan Kesultanan Demak Bintoro. Lembu Kanigoro mengikuti jejaknya, untuk berguru dibawah bimbingan Wali Songo di Demak. Prabu Brawijaya V yang pada masa hidupnya berusaha di Islamkan oleh Wali Songo, para Wali Islam tersebut membujuk Prabu Brawijaya V dengan menawarkan Putri Campa yang beragama Islam untuk menjadi istrinya. Berdasarkan catatan sejarah keturunan generasi ke-126

Warok Ponorogo

Image
Dulu pada abad ke XV Ponorogo itu bernama wengker, yaitu daerah kekuasaan Majapahit yang waktu itu dipimpin Prabu Brawijaya ke V. Wengker waktu itu dipimpin oleh seorang demang yang bernama KiAgeng Suryongalam atau Ki Ageng Kutu, karena tinggal didesa Kutu, Jetis, Ponorogo. KI Ageng Kutu orang yang sakti mandraguna. Biasanya daerah kekuasaan seperti Wengker itu jaman dulu mesti harus asok upeti ke penguasaannya yaitu Majapahit. Tapi ki Demang ini agak mbelot, sudah beberapa tahun tidak mau menghadap dan kirim upeti. Mesti saja Sang Raja mengamuk dan menyuruh utusan untuk mengklarifikasi hal itu. Sebagai utusan adalah kebetulan Puteranya sendiri yaitu Lembu Kanigoro. Segera sang Pangeran ini berangkat menuju Wengker tapi rupannya mampir dahulu di tempat kakaknya yaitu Raden Patah yang menjadi penguasa di Demak. Di situ Sang Pangeran sempat belajar taktik perang dan agama Islam. Lembu Kanigoro ini pintar dan cepat menjadi ahli, setelah memeluk agama Islam berganti nama menjadi Bethor

Sejarah awal mula REOG Ponorogo

Image
Reog Ponorogo budaya asli Indonesia. Reog Ponorogo merupakan salah satu dari kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur. Mengapa dinamakan Ponorogo? Ya, kesenian ini berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Biasanya, gerbang pada kota Ponorogo dihiasi pula oleh Warok serta Gemblak. Kedua sosok inilah yang ikut serta tampil pada kesenian Reog ini disajikan. Reog ini adalah budaya khas daerah terdapat di Indonesia dan masih sangat kental pula dengan berbagai hal yang masih berbau mistik serta ilmu kebathinan dari lakon Reog yang kuat. Sejarah dari Reog Ponorogo dimulai pada tahun 1920an. Sebenarnya ada lima macam versi cerita yang terkenal dari asal usul Reog dan Warok ini. Cerita yang paling terkenal adalah tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu yang merupakan seorang abdi kerajaan ketika masa Bhre Kertabhumi, merupakan raja kerajaan Majapahit yang terakhir, dimana berkuasa pada abad 15. Ki Ageng Kutu marah besar karena pengaruh yang kuat dari pihak istri raja kerajaan Majapahit y

Sejarah Berdirinya Ponorogo

Image
1. Bathoro Katong mendirikan Kadipaten Menurut babad Ponorogo (Purwowidjoyo.;1997), setelah Raden Kathong sampai di wilayah Wengker, lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu didusun Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang). Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan,yang datang silih berganti, Raden Kathong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan permukiman. Sekitar 1482 M mengkonsolidasi wilayah mulai dilakukan. Tahun 1482-1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil. Dengan persiapan dalam rangka merintis mendirikan kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikan Kadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama. 2. Sejarah Berdirinya