Masjid Tegalsari Ponorogo
Ponorogo yang terkenal dengan kesenian Reog dan sejarahnya yang sangat menarik membuat kota ini terkenal hingga ke berbagai negara lainnya, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Selain keseniannya yang populer, Ponorogo juga di kenal dengan kota santri karena di kota tersebut banyak sekali pondok pesantren. Tak hanya berasal dari Ponorogo, mereka yang tinggal di pondok pesantren berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Disamping adanya pondok pesantren, Ponorogo juga memiliki Masjid Tegalsari. Masjid tersebut sangat terkenal hingga tersebar ke pulau Jawa. Masjid ini juga termasuk masjid tua di Indonesia karena di bangun pada sekitar abad 18. Masjid Tegalsari di bangun oleh Kyai Ageng Kasan Besari. Pada awalnya mesjid ini ukurannya relatif kecil. Bangunan masjid diperluas oleh cucu Kyai Ageng Kasan Besari agar menampung jumlah jamaah yang lebih banyak. Kyai inilah yang berhasil mengislamkan Ponorogo sampai lereng Gunung Lawu.
Menurut cerita dari masyarakat setempat, pembangunan masjid ini diwarnai dengan sedikit masalah. Konon, tiang yang terbuat dari kayu jati tidak dapat berdiri tegak. Dengan kesaktian yang dimiliki oleh Kyai Kasan Besari kayu itupun ditampar. Aneh tiba-tiba kayu itupun berdiri yang akhirnya menjadi tiang utama dari masjid Tegalsari. Rupanya masalah tak kunjung usai. Salah satu tiang masjid yang berada di pojok tidak dapat ditancapkan ke tiang yang lain. Pasalnya tiang itu kurang tajam ujungnya. Lagi-lagi dengan kesaktian yang dimiliki Kyai Kasan Besari memijat tiang kayu itu hingga ujung tiang menjadi lancip. Alhasil, tiang itupun dapat ditancapkan lagi ketiang utama tanpa memakai paku.
Masjid Tegalsari merupakan pusat penyiaran agama Islam terbesar di wilayah Kabupaten Ponorogo pada masa itu. Di masjid itu pula didirikan Pesantren Tegalsari yang amat tersohor dan mempunyai ribuan santri, berasal dari seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Diantara santri-santrinya yang terkenal adalah Raden Ngabehi Ronggowarsito seorang pujangga Jawa yang mansur dan tokoh Pergerakan Nasional H. O. S Cokroaminoto.
Masjid ini berakstritur Jawa dan memiliki 36 tiang dan berbentuk kerucut. Jumlah tiang mengandung arti jumlah wali songo (3+6=9) yang menyebarkan Islam di pulau Jawa dan atap berbentuk kerucut menggambarkan keagungan ALLAH SWT.
Komplek masjid Tegalsari terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Dalem Gede: kerajaan kecil yang dulunya merupakan pusat pemerintahan.
2. Sebuah Masjid
3. Komplek makam Kyai Kasan Besari
Demikian lah sejarah singkat masjid Tegalsari jika ada kata yang salah penulis mohon maaf yang sebesarnya semua karena keterbatasan wawasan penulis. Semoga bisa bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang sejarah yang ada di Kota Reog.